Minggu, 14 Juni 2009

Biaya Pendaftaran

setiap bertemu dengan kawan, keluarga maupun kenalan yang kebetulan salah satu keluarganya ingin mendaftar masuk menjadi anggota polisi, ntah itu secaba, Akpol, PPSS maupun sekarang ada STI selalu saja pertanyaannya adalah "Habis berapa sich biayanya?"
terus terang sebagai anggota polisi saya merasa sedikit tersinggung tapi bila ditelaah lebih lanjut maka ketersinggungan itu berubah menjadi ketersunggingan (he..he..). ya memang harus diakui bahwa jaman dahulu (ntah kapan), budaya suap/uang pelicin itu sudah sering terjadi dan akhirnya berlanjut hingga sekarang walaupun Polri sudah mengumumkan bahwa penerimaan anggota polisi menganut sistem transparan yang artinya smakin sempit peluang penggunaan uang pelicin untuk bisa masuk menjadi anggota polisi.
saya hanya ingin menyampaikan bahwa janganlah kita diperbudak oleh budaya itu. yakinlah klo kita memang bagus pasti akan diterima dan salah satu modalnya adalah persiapkan diri dari sekarang bila memang berniat menjadi anggota polisi (bukan uang lho..). yakinlah bila masyarakatnya bersih maka polisipun akan bersih pula dan yakinlah bila masyarakat tetap menerapkan budaya uang pelicin maka akan ada oknum2 polisi dan yang lainnya yang siap memangsanya.

Selasa, 09 Juni 2009

Memulai Perjuangan

diluar sana sedang ada perdebatan panjang kapan renumerasi bagi Polri dicairkan/direalisasikan seiring perubahan pola kerja yang mengarah kepada pelayanan terhadap masyarakat. kita berharap renumerasi ini dapat mendongkrak semangat kerja rekan-rekan anggota Polri di seluruh Indonesia. semangat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. namun tetap ada ketakutan renumerasi ini hanya jadi formalitas saja tanpa perubahan perilaku anggota Polri itu sendiri yang diluar sana masih dianggap miring oleh sebagian masyarakat. karena kita harus sadar sebagai manusia punya sisi kelemahan selalu merasa kurang terhadap sesuatu apalagi bicara tentang uang. mudah-mudahan ini tidak terjadi. kalau itu sampai terjadi, sungguh Polisi yang kurang ajar.
didalam sini sedang terjadi peperangan batin, ketegangan yang memuncak untuk memberikan yang terbaik bagi lembaga Akpol. ya, adek2 kita sedang bersiap diri menghadapi pertandingan pertama pekan Piktar menghadapi Akademi TNI. betapa berat tekanan yang kita hadapi disini karena kita tidak berhadapan dengan Akmil saja sebagai tuan rumah tapi sekaligus tiga dengan AAU dan AAL. sepertinya mereka berusaha sekali mengalahkan Akpol walaupun sebenarnya Akpol bukanlah yang terbaik. namun sepertinya Akpol menjadi tolak ukur keberhasilan, bila berhasil mengalahkan Akpol berarti merekalah yang terbaik.

marilah kita mulai perjuangan ini berikan yang terbaik bagi Polri baik itu lewat kerja nyata di lapangan maupun perestasi olah raga di lapangan. bukan hanya sekedar menuntut gaji yang besar atau mendapat pengakuan dari Akademi TNI tapi semata-mata sebagai bukti bahwa kita siap berikan jiwa dan raga ini bagi Polri dan negara ini.

Jumat, 05 Juni 2009

Perjalanan di Kota Solo

ini mungkin lebih tepat judulnya perjalanan di kota Solo dan kota-kota disekitarnya. berawal mendampingi Taruna melaksanakan kegiatan penelitian sosial di wilayah hukum Poltabes Surakarta, saya mulai menjelajah daerah Karang anyar, Sukoharjo, Klaten dan Boyolali.
tujuannya sich sebenarnya untuk mencari sepatu basket untuk Taruna yang sedang persiapan menghadapi kegiatan Piktar (Pekan Intergrasi Taruna) di Akmil. tapi seperti kata pepatah "sambil menyelam minum air", saya bisa tahu kota-kota yang selama ini serasa "dekat dimata jauh dihati" alias dekat dengan kota Semarang tapi gak pernah saya kunjungi.
jalan-jalan di kota Solo pun sekarang serasa mudah untuk dilalui setelah sempat beberapa kali salah jalan akibat banyaknya jalan-jalan kecil yang sebelumnya saya perkirakan gak bisa dilewati ternyata bisa. pepatah "tak kenal maka tak sayang" memang pas menggambarkan hal ini. sudah 4 hari saya di Solo dan saya merasa sudah cukup kenal dengan suasana kotanya, padat dan rapat, mungkin itu yang bisa saya lihat bila menilai kondisi bangunan-bangunannya. namun demikian saya cukup menikmati suasana kotanya yang saya rasa lebih menyenangkan bila dibandingkan kota Semarang.